Perlukah kita Memanggil Anak dengan Panggilan Kesukaan ?


Memanggil Anak dengan Panggilan Kesukaan dan Indah
ilustrasi

Akarwangi.com-"Mbaaak, kowe diundang ibumu!" saya versi kecil berteriak keras waktu itu memanggil teman. Dan seketika itu juga, ibu teman saya berujar dari dalam rumah beliau "Siapa ya itu? kalau memanggil pakai nama dan bilang ditimbali ibu, gitu ya". Saya pun hanya terdiam, lha takut kalau dimarahi, yang saat itu kami berbanyak sedang bermain di halaman rumah teman saya ini.


Kejadian ini saya rekam sampai sekarang, dan saya ceritakan juga kepada anak-anak tentang hal ini...aah memang anak-anak suka ketika ibunya bercerita tentang masa kecil ibunya.

Suatu ketika saya sedang berjalan atau silaturahim atau di dalam kendaraan umum atau saya sendiri yang sedang khilaf suatu saat (astaghfirullah) sering mendengar seorang Ibu/ayah memanggil anaknya, anak-anak memanggil temannya atau suami istri saling memanggil dengan panggilan-panggilan yang seharusnya tidak diucapkan "Konyiiil, mbuuul, nduut, tembeeeeeeem,peseeek,mbroot...." dan masih banyak panggilan-panggilan yang sejatinya kalau didengar menyayat hati...#ihikz

memanggil anak dengan panggilan kesukaan dan indah


Coba deh kita tanya anak-anak, lebih suka dipanggil sayang atau endut kak? lebih suka dipanggil namanya atau kriwil? aah pasti mereka akan menjawab pilihan pertama.

Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) telah berfirman, yang maknanya,”…Dan janganlah kalian panggil-memanggil dengan gelar-gelar buruk.” (Al Hujurat [49]: 11).
Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa para ulama telah sepakat bahwa dilarang memberi julukan buruk kepada pihak lain. Julukan “si buta”, “si pincang” atau julukan lainnya yang tidak disukai, tidak boleh disematkan kapada pihak lain.


Nabi kita, beliau memanggil ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, sang istri tercinta dengan panggilan Humaira, artinya wahai yang pipinya kemerah-merahan. Karena putihnya ‘Aisyah, jadi pipinya biasa nampak kemerah-merahan.
Dari ‘Aisyah, ia berkata

Orang-orang Habasyah (Ethiopia) pernah masuk ke dalam masjid untuk bermain, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku, “Wahai Humaira (artinya: yang pipinya kemerah-merahan), apakah engkau ingin melihat mereka?” (HR. An Nasai dalam Al Kubro 5: 307).

Lihatlah bagaimana panggilan sayang tetap melekat pada suri tauladan kita yang mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Memanggil dengan panggilan buruk dan kata-kata jelek sejatinya seperti merendahkan
Memanggil anak-anak kita dengan panggilan yang baik, yang dia suka dan indah akan menimbulkan rasa percaya diri yang kuat dan tidak "minder", karena ketika kita tiap hari memanggil dengan panggilan yang buruk, yang ada dalam alam bawah sadarnya tertancap stigma panggilan buruknya yang akan berpengaruh dalam psikis dan perilakunya.



Panggillah dengan penuh kasih sayang dan panggilan yang baik sehingga bisa memdorong perkembangan psikisnya dan membuatnya menjadi anak yang berkarakter kuat. Pun kita memanggil orang lain dengan menyebut namanya atau panggilan yang baik.

Comments

  1. Panggilan sayang ke anak iya, kalau panggilan jelek gitu nggak mau mak,ntar anak jadi kecil hatiii :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak betul, terkadang ketika sy tanya orang tua jawabnnya : lah udah dri dulu gtu manggilnya :(

      Delete
  2. Yuk bermuhasabah! Kesian yang dipanggil aneh-aneh gitu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak...
      Cb klo kita yg dpanggil aneh2, rasanya ya piye, wlo berusaha cuek

      Delete
  3. Dulu, aku ke anak2 cuma panggil nama atau nama panggilannya. Seperti mamas/kakak. Sekarang, eh udh beberapa tahun terakhir ini sih, aku oanggilnya ditambahi sayang/ayang. Ayang kakak/ayang mamas. Hehe. Kedengaran lbh romantis jg

    ReplyDelete
  4. nama atau panggilan itu adalah doa. jadi sebaiknya harus yang berarti baik ya :)

    ReplyDelete
  5. Maaakk..sampe sekarang aku merasa bersalah sama temanku gara-gara manggil dia "gambreng". Padahal nama aslinya Turahmi. Tapi orang tuanya sendiri manggil dia begitu..dan tetangga-tetangganya jg manggil dia begitu. Aku yang cuma numpang sekolah di desanya jadi ikut-ikutan deh. Duh kasihan temanku itu.

    Oya..Amay juga kan bukan nama asli yaa.. Namanya Gaudiansya Abiyu Mahya. Tapi ketika aku dan suami menawari Amay untuk merubah panggilan jadi Gaudi atau Abiyu, dia ngga mau. Dia sukanya Amay katanya. Ngga apa-apa deh yaa.. Kan ada sultan di Gorontalo penyebar agama Islam yang namanya Sultan Amay. Dan Amay itu.. Mmm.. Arin saMA Yopi. Haha..

    ReplyDelete
  6. klo sampe manggil jelek gtu si emg ga bole mb kesian anaknya

    ReplyDelete
  7. anakku pun, disekolah mulai muncul nama panggilan yang aneh aneh, emaknya cuma bisa ngingetin biar gak ikut2an...semoga anaknya enggak lupa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. inilah tugas kita y mbak, menyaring "oleh-oleh" anak pulang sekolah

      Delete
  8. aku masih panggil nama ke anakku sekalian mengenalkan namanya. Kalau dipanggil julukan negatif kasihan. Apalagi saat usia sekolah, biasanya ada saling ejek kan :(

    ReplyDelete
  9. Hahaha jadi inget jaman kecil, aku sering dipanggil Nyai Blorong gegara nama aku yang unik ini :-D dulu sebelbanget kalo dipanggil gitu. Sedih. Tapi akhirnya kebal juga.

    Terima kasih telat diingatkan ya mba, sekarang aku jarang manggil orang dengan sebutan yang aneh-aneh. Dulu pernah manggil sahabat dengan sebutan lain karena ikut-ikutan :-D

    ReplyDelete
  10. Iya, dengan memanggil dengan ejekan, bisa membuat anak berkecil hati

    ReplyDelete
  11. Zaman kecil suka juga tuh manggilin nama orang tua teman Ya Allah ampunilah

    ReplyDelete
  12. saya manggil anak selalu dengan namanya, krn saya mau memberikan contoh kalau memanggil orang itu sebaiknya dengan nama.

    ReplyDelete
  13. Iya aku pernah baca tentang panggilan nama sebelum anakku lahir. Jadi ketika udah punya anak jelaslah ga ada panggilan lain selain nama dirinya. Kata2 ibarat doa :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung
Selamat Membaca dan Semoga bermanfaat