![]() |
ilustrasi-pixabay |
Akarwangi.com, Solo--"Kakak, adek...bangun, subuhan" lengkingan emak yang diiringi suara burung perkutut milik bird farm Cemani depan rumah yang saling bersahutan tak kalah ramainya menghiasi pagi. Lengkingan emak yang khas kepada dua gadis kecil disetiap paginya.
Ah ya tapi hari ini hari Ahad...dua gadis kecil atau lebih mudah menyebut mereka dengan duo krucils hanya mengeliat saja saat dibangunkan.
Beberapa kali suara lengkingan si emak dengan nada tone yang semakin naik yang akhirnya membangunkan duo krucils. Seperti biasa mereka berdua , duo krucils setelah subuhan akan segera membereskan tempat tidur mereka dan kemudian menyapu seperti tugas masing - masing yang sudah disepakati dan tentu saja si emak harus juweh kepada duo krucilsnya ini.
"Kakak, adek hari ini mencuci kaos kaki, celana dalam dan kaos dalamnya sendiri-sendiri ya " pinta si emak kepada mereka. Duo krucils menjawab dengan serempak " dingiiiin" sambil mereka menelangkupkan tanggannya tanda mereka merasa dingin. "Tidak dingin, kan ntar mainan air dan sabun " Bujuk si emak kepada duo krucilsnya dengan segala cara. "iya, nyuci" Begitu jawab si kakak dengan agak berat. "Nanti diajarin cara nyuci" kata si emak kepada duo krucilsnya.
PRIGEL
Si emak memang ingin mengajarkan anak - anaknya menjadi seorang yang cekatan prigel karena mereka kelak menjadi istri dan ibu. Ya memang si emak menyiapkan mereka untuk menjadi muslimah, istri dan ibu yang cekatan prigel. Muslimah yang cekatan prigel mengerjakan pekerjaan rumah dan ketika mengerjakan apapun.
Kita tahu bahwa wanita itu bisa sekali mendayung dua tiga pulau terlampau alias bahasa kerennya multitasking. Dan saat ini memang tahap untuk belajar mencuci. Walaupun cucian anak - anak belum sebersih orang dewasa mencuci, tapi setidaknya mereka tahu cara mencuci.
Kenapa anak - anak harus cekatan prigel ?
1.Karena kelak mereka menjadi Istri dan Ibu yang bertanggung jawab urusan domestik rumah tangga
2.Ketika mereka harus sekolah di luarkota anak - anak sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah sehingga tidak kaget ketika berjauhan dengan orang tua.
3.Karena wanita harus gesit, rajin dan tangguh
4.Karena mereka harus bisa memanfaatkan waktu dengan baik, agar mampu menjadikan kehidupan bernilai tinggi.
5.Karena kita tidak tahu masa depan anak, ketika mampu / tidak mempunyai asisten rumah tangga.
Sebuah kisah yang bisa menjadi semangat untuk anak - anak perempuan kita agar menjadi muslimah yang cekatan, kisah Fatimah Az Zahra putri dari Rasulullah SAW. Bagaimana Fatimah Az Zahra mengemudikan perputaran roda rumah tangga bersama Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abi Thalib menuturkan :
Sebuah kisah yang bisa menjadi semangat untuk anak - anak perempuan kita agar menjadi muslimah yang cekatan, kisah Fatimah Az Zahra putri dari Rasulullah SAW. Bagaimana Fatimah Az Zahra mengemudikan perputaran roda rumah tangga bersama Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abi Thalib menuturkan :
"Aku telah menikahi Fatimah binti Rasulullah. Aku dan dia tidak mempunyai alas tidur (kasur) selain kulit kambing yang kami tempati tidur pada malam hari, dan kami letakkan di atas unta pengangkut air pada siang hari. Dan kami juga tidak mempunyai pembantu. Ketika Rasulullah menikahkan Fatimah denganku, beliau melepaskan aku bersamanya dengan dibekali selembar beludru, bantal kulit yang berisi sabut, dua buah penggiling gandum, dan dua tempayan air. Fatimahlah yang menarik penggiling gandum, hingga membekas di tangannya. Ia yang mengambil air dengan qirbah (tempat air yang terbuat dari kulit biri-biri), hingga qirbah itu membekas di pundaknya. Ia yang menyapu rumah, hingga badannya terkena debu. Dan ia pula yang memasak di dapur, hingga pakaiannya terkotori asap api."
(Ibnul Jauzi dalam Ahkamun-Nisa').
Meski anakku cowok, aku jg pgn mereka prigel mak. Pengalaman, kami dari desa, jd dituntut prigel dalam hal life skill, so adik dan kakakku cowok tu masak bisa, benerin listrik bisa, ngutak ngutik motor/mobil bisa, beda sama keluarga suami, semuanya manggil tukang
ReplyDeletehihihi..betul y mak..wah kami baru mau memulai ndidik anak cowok nih. kapan - kapan bisa sharing Mak Nana.
DeleteWah luar biasa. Pendidikan agar gesit dan prigel dalam menangani pekerjaan rumah itu memang harus ditanamkan sejak masih kecil ya... :D
ReplyDeletebetul om Kisah..biar nanti kalau udah remaja udah luwes anaknya
DeleteUtk anak cowo penting jg nih mbak dilatih buat trampil dan terbiasa mengerjakan pekerjaan "rumah tangga". Setidaknya nanti bs bantu meringankan istrinya kelak 😉
ReplyDeleteBetul mak....biar apa2 gak sll manggil tukang.
Deletewah kpn2 nulis ttg anak lanang jg..
nah..anak cowo juga ya harus dilatih biarbisa bantu istrinya nanti..gak dikit2 manggil tukang *curcolbanget
ReplyDeletepengaalaman pribadi ya Mak....ups...kaburr :D
DeleteBener banget, mb. Prigel harus dikenalkan sejak kecil. Biar terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah maupun pekerjaan lain secara mandiri.
ReplyDeletebetul sekali mbak...biar gak canggung kalau dah gedhe
DeletePrigel.
ReplyDeleteAstaga, Mbak! Terima kasih loh yaaa...
Saya baca artikelnya sampe habis masih belum "ngeuh" apa itu PRIGEL. Akhirnya saya mikir: kayanya ini bahasa baku.
Daaaan, saya masih sangat minim pengetahuannya soal berbahasa yang baik dan benar. Huhuhuuhu...
Terima kasih sudah mengajarkan (secara tak langsung) :*
Sttt... langsung buka kamus loh saya hehhee.
Mungkin sayanya yang belum bisa menjlentrehkan arti prigel....
DeleteSama2 mbak
Aku dari SD udah diajari nyuci sendiri. Walau lebih banyak mangkirnya sih :D
ReplyDeleteWah Ibundanya keren Mas (y) Salut buat beliau...
DeleteNah tapi kok ya mangkir :D
Maaf kok Mas..
DeleteMaaf Mbak...bacany pake Hp..fotony gak keliahatan
Baik anak cewe maupun cowo perlu dilibatkan mengurus rumah dan diri sendiri supaya lebih mandiri. Kan kasihan kalau mereka nge-kost trus ga ngerti cara nyuci baju, dkk.
ReplyDeleteAku juga kepngen aanaku cekatan mba.
ReplyDeleteAku ingin mengajari mereka, semoga aku bisa menjadi ibu yang baik aamiin.
Terima kasih mba, sudah diingatkan, dishare tentang ilmunya.