Paris, Coming Soon



"Wow...kali ini tujuan kita kemana ya Mas?" begitu tanyaku pada suamiku.
"Kita browsing lagi aja dik seperti biasanya" jawab suamiku, yang masih asyik di depan laptop butut kesayangannya. Kami berdua pun terus berselancar mencari data lengkap untuk menuju ke kota berikutnya. Akhirnya perjalanan kali ini kami putuskan tidak memakai agen tour agar lebih hemat, dan Parislah next trip...yeaaay...salah satu kota impianku akan ada di depan mata, seperti status di facebookku "bermimpilah setinggi langit" seperti pesan temanku Prima memberi semangat.

."Alhamdulillah, benarkah kita sampai di sini Mas ?" sapaku saat terbangun... "Sini Mas cubit, mimpi tak?" canda suamiku. "Aww..." aku menjerit kesakitan. "Jalan - jalan yuk dik, kita nikmati malam yang indah di sini" ajak suamiku, sambil menenteng kamera prosumernya dan akupun sudah siap menyambutnya..."yuklah, kita susuri kota ini dengan ransel kita" kataku penuh semangat. Senja yang eksotik, walau badan rasanya remuk redam...long trip...tapi akan terobati dengan bacpackeran kali ini.
Kami susuri jalan, di mana - mana lampu yang terang dan kerlap - kerlip, musisi jalanan dan suasana yang memang romantis, gedung - gedung yang menjulang dan yang jelas terlihat menara Eiffel sembari ku bercanda "Mas tadi siang ada teman bilang di whatsapp kalau bayangin menara Eiffel ya bayangin aja tower listrik...hahaha", obrolan ringan dan kami berduapun terus berjalan menuju menara Eiffel ikon kota Paris, menara setinggi 324 meter ini dikelilingi taman. Kita bisa duduk sambil menikmati karya Gustave Eiffel. Untuk naik ke puncak Eiffel perlu tiket seharga 12 Euro atau setara Rp 180.000 agar dapat menikmati kota Paris dari atas secara keseluruhan. "Ah besok pagi aja Mas kita naiknya, biar kelihatan jelas kota Parisnya, kita berburu kopi aja yuk" pintaku, seperti biasa tujuan kami melakukan backpackeran selain untuk ke tempat-tempat yang punya daya pikat ibrah dan juga berburu kopi, karena kami berdua penyuka kopi.

Tibalah di depan sebuah kafe, "Castel Cafe" seperti biasa sebelum kami masuk ke dalamnya kami berdua akan narsis dulu berfoto-foto ria. "Wow keren" batinku, jepretan demi jepretan dan terus ku pandangi pesonanya kota ini di malam hari.
Coba lihat dari depan kafe tersebut akan terlihat di belakangnya si kokoh menara dengan gemerlapnya lampu - lampu, gedung cafe yang penuh historis menurutku, parkiran mobil yang berjajar rapi di sekeliling gedung, tulisan nama cafe dan lampu-lampu yang unik, kanopi kecil kafe yang membuat gedung kafe begitu semakin cantik dilihatnya "Yuk dik masuk" suara suamiku mengagetkan lamunanku "eh iya Mas" sahutku yang dari tadi melihat gedung kafe ini. Kami pun masuk dan duduk di pojok agar kami bisa menikmati setiap sudut kafe ini.

Tampak sepi hanya ada satu orang yang sedang asyik dengan laptopnya, padahal di depan kafe banyak mobil parkir berjejer. "Oh mungkin ada di ruangan yang lain" pikirsku karena di gedung kafe ini ada tujuh lantai. Seorang waitress dalam bahasa perancis disebut serveuse, menyapa kami dalam bahasa inggris walaupun aku pas – pasan bahasa Inggrisnya, Alhamdulillah suamiku cukup lumayan bahasa Inggrisnya jadi sedikit modal bahasa, membantu selama kami berkeliling alias modal nekad aja...hahaha...ups.

Sang serveuse pun memberikan menu ke kami agar kami bisa memilihnya. Sambil kami memilih kopi yang akan kami pilih yang jelas kopi yang halal yang tidak tercampur dengan bahan non halal. Pandanganku masih terus ke ruangan kafe ini, dinding yang masih utuh dengan batu bata semakin seperti terlihat kafe kuno, meja bar yang kecil, lampu bar yang khas dan ada rak kue bagi para penyuka kue, dan yang menarik perhatianku ada daftar menu di dinding kafe, tulisan kapur dengan ada yang terhapus, mungkin dibuat seperti itu agar bisa selalu update setiap hari menu apa yang ready untuk hari ini , kali ini menu yang ada, gelato ,affogato, dan untuk menu kopinya ada espresso, macchiato, capuccino dan latte.

"Dik mau kopi apa? Dah di tunggu dari tadi, kok bengong aja dari tadi" tanya suamiku, "ah Mas, namanya aja jalan - jalan harus detil dong lihatnya biar bisa cerita di blogku nanti" celetukku, dan kami memilih macchiato minuman kopi  yang dibuat dengan mencampurkan espresso dengan susu atau atau jenis kopi latte macchiato yang mempunyai arti setitik susu. Cara penyajiannya, biasanya barista (pembuat kopi), membuat motif seperti daun atau hati dan sebagainya, sebagai penanda bahwa minuman yang dipesan ini mengandung susu. Cara membuatnya, segelas susu panas, dituang dengan sedikit espresso, agar lebih nikmat, latte macchiato dapat ditambah rasa seperti vanilla, cokelat, atau caramel pada atasnya.

Saat akan menikmati secangkir kopi tiba - tiba dari belakang ada yang memanggilku dengan teriakan " Ibuuu, Ayah sudah datang" haaah! masih belum sadar...owh...ya Allah, aku masih di depan laptop di mana tadi aku sedang  browsing castel cafe dan dari tadi hanya mimpi. "Ah adik, ibu kan belum minum kopinya Paris, kok sudah dibangunin..." gumamku dengan muka cemberut.





Surakarta, 02 November 2014
tulisan keduaku


Comments